Mangga Falan

Saturday 18 April 2015

Mangga Falan


bibit-cangkokan-mangga-falan

Mangga Fallan ini terbilang unik karena rasanya manis walaupun masih muda, teksturnya yg renyah dan crispy. Mangga Falan atau mangga Thunder memiliki buah berwarna hijau, bentuknya memanjang dan berujung runcing. Buah yg sudah tua tetap berwarnba hijau dan rasanya akan sangat manis.

Satu lagi koleksi mangga dikebun belakang rumah yang terlewatkan, dialah mangga Falan. Sebenarnya tanaman ini sudah lama (3 tahun lebih) nangkring di kebun. Label nama yang hilang juga sempat menjadikan bingung saat ditanya oleh rekan-rekan "jenis mangga apa ini ?"

Pada saat pertama kali tanaman ini berbuah di kebun banyak buah yang pecah, kala itu beranggapan kalau si pohon sempat terabaikan dan kurang pasokan nutrisi. Baru kala berbuah untuk ke dua kalinya saat itu sempat mencicipi rasa buahnya, dan ternyata ..hemmm...renyah tanpa rasa masam sekali. Berbekal dengan rasa yang menurut saya enak ini, maka informasi untuk mencari nama varietas si mangga ini kembali saya lakukan. Dari berbagai informasi ternyata dia termasuk varietas Falan. Konon Falan dalam bahasa Thailand berarti Thunder atau petir. Dan menurut informasi pula buah Falan ini akan cenderung pecah jika berbuah saat terjadi badai petir atau semacamnya. buah muda, renyah dan tanpa rasa masam

Beberapa orang sering menyebut juga sebagai "MAPADA" (mangga panen muda), oleh karena mangga ini sudah tergolong enak meskipun dipanen muda. Daging buah muda memiliki karakter yang renyah, dan tanpa rasa masam sama sekali. Jadi bagi Anda yang suka "rujakan" maka mangga ini kurang cocok dijadikan bahan rujak, sekali lagi karena tidak ada rasa masamnya.

Beberapa kali saat rekan dan teman main ke rumah, dengan sengaja saya petikan buah yang masih muda (biji belum terbentuk sempurna), dari situ pula pertama-tama pasti saya sodorkan aroma getah yang keluar kepada mereka. Semua sepakat kalau dari aroma getahnya ini termasuk mangga yang sangat masam sekali (pada awalnya saya pun berpikiran demikian). Namun setelah di kupas dan dibelah daging buahnya dan dicicipi, rata-rata semua berkomentar "Wah kok gak kecut sama sekali".

 Lantas bagaimana rasa buah jika tua ??


Terus terang jarang sekali merasakan buah ini hingga tua, bahkan belum pernah sekali merasakan sampai masak pohon. Pertama, karena masih muda pun si Falan ini sudah enak dikonsumsi. Kedua, karena karakternya yang cenderung pecah jika kelebihan air, terutama musim hujan, menjadikan buah ini jarang beranjak tua di pohon.

Namun beberapa buah yang sempat tua di pohon (biji sudah terbentuk sempurna) berasa nikmat sekali, saking enaknya sampai lupa gimana mendiskripsikannya. Meskipun buah ini berukuran tidak relatif besar, namun biji yang sangat tipis menjadikan bagian buah yang dimakan juga semakin banyak. Ukuran buah mungkin berkisar 250-300 gram per buah.

biji super tipis, daging buah yang dimakan jadi lebih banyak


Pengalaman dari 3 kali berbuah yang rata-rata buah banyak pecah di pohon, menjadikan tantangan tersendiri untuk menghadapi musim buah berikutnya.

Kesimpulan sementara sih karena pasokan air (hujan) yang banyak dan datang tiba-tiba, serta pemberian nutrisi terutama K yang mampu menjaga kelenturan kulit buah saat proses pembesaran yang belum optimal



0 comments:

Post a Comment