Mangga Madu Anggur

Thursday 19 March 2015

Mangga Madu Anggur


bibit-cangkokan-mangga-madu-anggur

Mangga Madu Anggur memiliki rasa yang manis dan sedikit asam. Buah mangga Madu Anggur bentuknya mirip dengan buah mangga Manalagi, bulat lonjong, kulit buahnya tebal dan tetap berwarna hijau berbintik keputihan meskipun sudah tua, daging buahnya tebal, lunak, dan berwarna kuning. Mangga Madu Anggur merupakan mangga yang termasuk langka di Indonesia. Mangga ini berasal dari Pasuruan Jawa Timur.

Aroma buah Mangga Madu Anggur sangat menyengat dan rasanya sangat manis, bijinya kecil berbentuk pipih lonjong . Ukuran Buah Mangga Madu Anggur mirip dengan mangga Arumanis, setiap 1 kg biasanya berisi 2-3 buah. mangga madu anggur termasuk tanaman mangga yang produktif, cocok untuk di kebunkan. Kelebihan yang lain, mangga ini dapat dipanen kira-kira setelah berbunga 2 bulan.

Mangga ini berasal dari Pasuruan, Jawa Timur. Rasanya manis dan sedikit asam seperti buah anggur. Mangga madu anggur termasuk salah satu jenis mangga langka di Indonesia. Buahnya berbentuk seperti mangga manalagi, yaitu bulat jorong. Kulit buahnya tebal dan tetap berwarna hijau berbintik keputihan meskipun sudah tua. Daging buahnya cukup tebal, lunak, dan berwarna kuning. Rasanya sangat manis dan aromanya sangat menyengat. Bijinya berukuran relatif kecil dan berbentuk pipih lonjong. Ukuran buahnya hampir sama dengan mangga arumanis, setiap 1 kg biasanya berisi 2-3 buah. Produksinya cukup tinggi, kurang lebih 25% lebih tinggi dibandingkan mangga gadung. Kelebihan yang lain, mangga ini dapat dipanen kira-kira 65 hari setelah berbunga.


Syarat Tumbuh


Tanaman mangga termasuk tanaman dataran rendah. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dengan ketinggian antara 0-300 m di atas permukaan laut. Meskipun demikian, tanaman ini juga masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Daerah dengan curah hujan antara 750-2.250 mm per tahun dan temperatur 24-27° C merupakan tempat tumbuh yang baik untuk tanaman buah ini. Jenis tanah yang disukainya adalah tanah yang gembur, berdrainase baik, ber-pH antara 5,5-6, dan dengan kedalaman air tanah antara 50-150 cm.

Pedoman Budidaya


Perbanyakan tanaman: Umumnya, tanaman mangga diperbanyak dengan okulasi, walaupun dapat pula dengan sambung pucuk dan cangkok. Sebagai batang bawah digunakan semai mangga madu, cengkir (indramayu), dan bapang. Penggunaan bibit dari biji tidak dibenarkan, kecuali untuk batang bawah. Batang bawah yang tidak serasi (inkompatibel) berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan dan pembuahan (produksi buah, bentuk buah, dan rasa daging buah) batang atas. Pembuatan bibit (semaian dan okulasi) biasanya langsung dilakukan di kebun. Kemudian, dipindahkan ke polibag setelah tinggi tunas sekitar 20 cm. Budi daya tanaman: Bibit ditanam dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm dengan jarak tanam 8-12 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 1-2 blek bekas minyak tanah atau 20 kg. Bibit okulasi ditanam di lahan setelah mencapai ketinggian lebih dari 75 cm. Pupuk buatan yang diberikan berupa campuran 200 kg urea, 500 kg TSP (667 kg SP-36), dan 150 kg KCl per hektar atau 200 g urea, 500 g TSP, dan 150 g KCl per tanaman.


Pemeliharaan Hama dan Penyakit


Pemupukan dilakukan empat kali dengan selang tiga bulan. Dosisnya meningkat sesuai dengan umur tanaman. Setelah mencapai tinggi 1 m, bibit dipangkas pada perbatasan bidang pertumbuhan agar dapat bercabang banyak. Cabang ini dipelihara 2-3 tunas per cabang. Pemangkasan diulang setelah cabang baru mencapai panjang 1 m, demikian seterusnya hingga diperoleh susunan 1-3-9 cabang.

Hama dan Penyakit


Hama yang merisaukan adalah penggerek batang (Cryptorrhynchus sp.) dan kumbang cicade (Idiocerus niueosparsus). Serangga hama pengisap Idiocerus sangat merusak bunga mangga hingga berguguran. Jumlah bunga betina rendah dengan pembuahan oleh tepung sari yang lemah. Serangan serangga (wereng) menyebabkan produksi mangga rendah. Hama ini dapat diatasi dengan semprotan insektisida sistemik Tamaron 0,2%. Pemberian insektisida melalui infus lebih dianjurkan untuk menghindari pengaruh jelek terhadap kumbang penyerbuknya. Penyakit yang sering menyerang, terutama di daerah beriklim basah adalah penyakit blendok (lh'plodia sp.), mati pucuk (Gloeosporium sp.), dan penyakit pascapanen (Botryodiplodia sp.) yang menyebabkan buah mangga cepat membusuk pada bagian pangkalnya. Namun, penyakit ini dapat menyerang batang sambungan bibit mangga bila kondisi lingkungan tanaman lembap dan dingin. Serangan Diplodia yang sangat merusak batang dapat diatasi dengan mengoleskan larutan Benlate 0,3% atau lisol 20-50% pada luka yang telah dibersihkan lebih dulu.

0 comments:

Post a Comment